Lebaran merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia. Namun, setiap orang memiliki pengalaman Lebaran yang berbeda-beda tergantung dari lingkungannya masing-masing. Bagi Wakil, seorang santri pesantren Tahfidz Hamasah asal Batam, pengalaman Lebaran pertama jauh dari pesantren merupakan pengalaman yang tak terlupakan.
Wakil biasanya merayakan Lebaran di pesantren bersama teman-temannya dan pengasuhnya. Namun, pada tahun ini, Wakil memutuskan untuk merayakan Lebaran di kampung halamannya yang jauh dari pesantren. Wakil pun harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan untuk bisa berkumpul dengan keluarganya.
Setelah menempuh perjalanan panjang, Wakil tiba di kampung halamannya dan disambut dengan hangat oleh keluarganya. Semua orang merasa senang dan gembira karena bisa berkumpul kembali setelah sekian lama tidak bertemu. Wakil juga merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena bisa merayakan Lebaran bersama keluarganya.
Meskipun demikian, Wakil merasa sedikit canggung dengan suasana di kampung halamannya. Ia merasa bahwa ia sudah terbiasa dengan rutinitas di pesantren dan suasana di kampung halaman terasa agak asing baginya. Namun, dengan waktu, Wakil mulai merasa nyaman dan menikmati suasana di kampung halamannya.
Wakil pun berbaur dengan keluarga dan tetangganya untuk merayakan Lebaran. Mereka saling berkunjung dan bertukar hadiah, serta berbincang-bincang tentang berbagai hal. Wakil merasa bahwa kebersamaan seperti ini adalah hal yang langka dan berharga, terlebih di tengah pandemi yang masih berlangsung.
Pada akhirnya, Wakil merasa bahwa pengalaman Lebaran pertamanya jauh dari pesantren sangat berharga dan memberikan pengalaman yang berbeda dari biasanya. Ia merasa bersyukur karena bisa merayakan Lebaran bersama keluarga dan mengenal lingkungannya yang baru. Pengalaman ini juga membuatnya semakin menghargai kebersamaan dan menjalin hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.