Kegiatan memanah di Pesantren Hamasah bukanlah sekadar olahraga fisik, tetapi juga pelatihan yang mengasah keterampilan mental. Di balik busur dan panah, tersembunyi sejumlah manfaat yang membentuk para santri menjadi individu yang seimbang dalam segi fisik dan mental.

Secara fisik, memanah adalah bentuk latihan yang melibatkan banyak kelompok otot. Proses menarik busur memerlukan kekuatan pada tangan dan lengan, sedangkan menahan sikap tegak dalam waktu yang lama menguji daya tahan fisik. Melalui latihan teratur, santri memperoleh kekuatan dan keseimbangan tubuh yang lebih baik.

Namun, keunggulan memanah tidak hanya terletak pada aspek fisiknya. Kegiatan ini juga membangun keterampilan mental yang kuat. Santri diajarkan untuk mengendalikan pikiran dan fokus pada tujuan. Mereka belajar mengatasi gangguan internal dan eksternal, sebuah keterampilan yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari.

Memanah juga mengajarkan konsentrasi yang dalam. Mengarahkan panah menuju sasaran membutuhkan perhatian penuh pada gerakan dan teknik. Santri belajar untuk memusatkan pikiran mereka pada tugas yang ada di tangan dan mengabaikan distraksi di sekitar mereka. Ini adalah pelatihan penting dalam mengembangkan ketelitian dan presisi.

Kegiatan memanah di Pesantren Hamasah juga memiliki unsur kompetisi yang sehat. Dalam kompetisi memanah, santri tidak hanya berkompetisi dengan orang lain, tetapi juga dengan diri mereka sendiri. Mereka berusaha untuk mengalahkan skor pribadi mereka sebelumnya, mengajarkan tentang perjuangan pribadi dan komitmen untuk terus berusaha lebih baik.

Memanah di Pesantren Hamasah adalah lebih dari sekadar latihan fisik atau permainan tradisional. Ini adalah pembelajaran yang menyeluruh tentang keseimbangan antara keterampilan fisik dan mental. Para santri tidak hanya meningkatkan kekuatan fisik mereka, tetapi juga mengembangkan konsentrasi, ketekunan, dan sikap pantang menyerah yang berguna dalam segala aspek kehidupan.